Busi : Fungsi, Komponen Dan Cara Kerjanya

Busi : Fungsi, Komponen Dan Cara Kerjanya - Busi merupakan salah satu komponen sistem pengapian yang dipasang pada mesin dengan ujung elektrode busi berada di dalam ruang bakar.
Busi

Fungsi Busi Pada Sistem Pengapian


Dalam sistem pengapian busi berfungsi untuk memercikkan bunga api yang diperlukan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar yang telah dikompresi, sehingga terjadi langkah usah.

Busi merupakan komponen yang sangat vital pada sistem pengapian, biasanya busi diganti secara periodik kurang lebih setiap 20.000 KM. Setiap mobil di tune up maka busi biasanya juga diperiksa dan dibersihkan, ini untuk menjaga agar peran busi pada sistem pengapian tetap maximal.

Ada beberapa akibat jika busi tidak bekerja dengan baik, sudah jelek atau rusak (mati), diantaranya mesin pincang, mbrebet, tidak bertenaga, mesin sering mati sendiri, sulit hidup. Dan jika dikaitkan dengan emisi gas buang maka kandungan HC akan meningkat karena bahan bakar tidak terbakar dengan sempurna.

Komponen - Komponen Pada Busi

Komponen - Komponen Busi

1. Connection (Terminal)
Terminal ini dirancang dengan jenis koneksi SAE atau ulir 4mm. Kabel pengapian atau kabel koil disambungkan ke konekstor ini. Pada saat terbentuk tegangan tinggi maka tegangan harus bisa dialirkan menuju ke ujung busi (elektroda busi).

2. Insulator
Insulator ini terbuat dari keramik yang memiliki dua fungsi. Fungsi utamanya adalah sebagai insulasi yaitu mencegah flashover (meloncat) tegangan tinggi ke massa (minus), dan berfungsi untuk membantu mengalirkan panas pada kepala silinder. Insulator terbuat dari porselen alumunium murni yang mempunyai daya tahan panas tinggi, kekuatan mekanikal, kekuatan dielektrik pada temperatur tinggi dan menghantar panas (thermal conductivity).

3. Creepage Current Barriers
Gelombang yang dibuat pada permukaan insulator keramik (Creepage current barriers) berguna untuk memperpanjang jarak permukaan antara terminal (Connection) dan massa (Metal Case) hal ini untuk mencegah terjadinya loncatan bunga api tegangan tinggi. Sehingga arus listrik dapat dipastikan mengalir melalui jalur elektroda tengah tanpa mengalami kebocoran arus ke massa.

4. Interference Suppression
Interference suppression dibuat untuk memastikan kompatibilitas elektromagnetik (EMC) hal ini berfungsi mengurangi gangguan frekwensi radio dan merapatkan bagian tengah elektronika sehingga terhindar dari kebocoran arus, gelas (glass melt) digunakan di bagian tengah elektroda busi untuk menghindari kebocoran udara serta mengikat poros tengah dengan elektroda tengah.

5. Middle Electrode (Elektroda Tengah)
Bagian elektroda tengan busi terbuat dari paduan nikel. Dari ujung elektroda ini arus meloncat ke elektroda masa (earth electrode) agar terjadi loncatan bunga api. Elektroda tengah memiliki inti dari bahan tembaga untuk meningkatkan kemampuan disipasi (pelepas/perambat) panas saat busi bekerja dalam perubahan temperatur yang drastis.

6. Metal Case (Casing Besi)
Casing berfungsi untuk menyangga insulator keramik dan sebagai mounting (dudukan untuk memasang) busi pada mesin. Casing atau wadah busi ini memiliki peran penting dalam membantu proses perambatan panas busi.

7. Seal Ring (Cincin Perapat)
Seal ring mencegah kebocoran gas pembakaran pada tekanan yang sangat tinggi saat terjadi langkah kompresi dan pembakaran didalam ruang bakar. Selain itu, seal ring membantu merambatkan panas busi ke kepala silinder.

8. Inner Seals (Perapat Pusat)
Inner Seal berfungsi untuk mengunci sambungan antara insulator dengan casing (metal case). Pada bagian ini, sebuah cincin pengikat (talcum ring) dibantu oleh dua cincin tambahan sebagai pengunci dalam mempererat ikatan antara insulator dengan casing, sehingga mampu mencegah kebocoran gas. Walaupun busi mengalami keretakan, namun inner seal akan memberikan ikatan yang optimal dalam mencegah kebocoran gas.

9. Earth Electrode (Elektroda Masa)
Elektroda masa dibuat dari bahan yang sama dengan elektroda tengah yaitu paduan nikel. Pada beberapa tipe busi, elektroda masa dibuat dengan alur berbeda, ada yang dibuat alur U (U Groove), alur V (V Groove) dan alur-alur khusus lainnya, hal ini bertujuan untuk memudahkan loncatan bunga api sehingga mampu meningkatkan kemampuan pengapian/pembakaran campuran udara dan bahan bakar pada ruang bakar.

Cara Kerja Busi Pada Sistem Pengapian

Busi tersambung ke tegangan yang besarnya ribuan volt yang dihasilkan oleh ignition coil (koil pengapian). Saat koil pengapian menghasilkan tegangan listrik maka elektroda pada busi yang berada di tengah dan elektroda massa (eart electrode) akan timbul beda tegangan.

Saat ini arus listrik belum mengalir, hal tersebut karena campuran bensin dan udara bertekanan yang berada di celah busi bersifat isulator (tidak dapat melakukan perpindahan arus listrik).

Saat perbedaan tegangan antara kedua elektroda busi semakin besar maka dapat menyebabkan struktur gas di antara kedua elektroda busi tersebut berubah. Dan saat tegangan melebihi kekuatan dielektrik daripada gas yang ada, maka gas - gas tersebut mengalami ionisasi dan yang tadinya bersifat insulator berubah menjadi konduktor

Setelah ini terjadi, arus electron dapat mengalir, dan dengan mengalirnya electron, suhu dicelah percikan busi naik drastis mencampai 60.000 K. suhu yang sangat ringgi ini membuat gas yang telah terionisasi memuai dengan cepat  seperti ledakan kecil, inilah percikan busi yang pada prinsipnya mirip dengan halilintar atau petir.

No comments