Day 6: Snowman Village at Nami Island
Tak terasa kami sudah mendekati hari-hari terakhir liburan kami di Seoul. Setelah bermain di museum, Seoullo, dan Lotte Mart kemarin, hari ini kami akan menyelesaikan misi yang tertunda karena kaki yang terkilir, yaitu jalan-jalan ke Nami Island, Petite France, dan Garden of Morning Calm. Dan di hari keenam ini, suhu di Seoul ini semakin dingin.
Awalnya kami tidak pernah berencana ke Nami Island. Menurut kami, pulau yang satu ini hanya terkenal karena film Winter Sonata, saat Choi Ji Woo dan Bae Yong Jun bertemu. Saya memang senang sekali dengan kedua tokoh tersebut, tetapi anak-anak pasti tidak mengerti. Jadi dari awal membuat planning pun kami tidak memasukkan kunjungan ke pulau ini ke dalam agenda kami.
Namun pikiran ini berubah setelah membaca review di TripAdvisor. Katanya di Nami Island anak-anak dapat bermain salju betulan. Hmm....memang itu salah satu tujuan kami berlibur di cuaca yang ekstrim ini kan. Selidik punya selidik, ternyata ini adalah pertama kalinya Nami Island mengadakan Snowman Village. Jadi memang di sana akan ada snowsled, ukiran dari es, dan tentunya aktivitas-aktivitas lainnya. Dan ternyata Nami Island mempunyai taman yang termasuk taman ramah anak ke 14 dari UNICEF dan yang pertama di Korea. Maka Nami Island pun langsung masuk ke agenda kami.
Ada beberapa cara untuk menuju ke Nami Island. Kami memilih cara yang paling murah, yaitu dengan naik metro atau mrt. Karena hostel yang kami tempati, Step Inn Myeongdong, berada di tengah-tengah Myeongdong, maka kami mengambil rute melalui line 2 karena tidak perlu terlalu banyak transit. Rute kami adalah:
Sekitar jam setengah tujuh pagi kami memulai perjalanan kami. Diluar masih gelap, karena matahari baru akan terbit mendekati jam delapan. Perjalanan menuju stasiun Euljiro 1-ga terasa dingin sekali. Memang sebelum kami jalan, ramalan cuaca mengatakan hari ini suhu tertinggi di wilayah Myeongdong hanya -12 celcius dan suhu terendahnya -17 celcius, yang terasa seperti -20 celcius (di Nami Island adalah -10 celcius hingga -21 celcius). Air yang ada di jalan saja sampai membeku. Walaupun demikian, ternyata banyak sekali wisatawan yang akan berkunjung ke Nami Island. Saat kami pergi saja sudah ada banyak rombongan anak muda dari Malaysia dan cukup ramai (namanya juga anak muda).
Saat sampai di stasiun Mangu, arah untuk menuju platform mulai membingungkan. Dan sepertinya kami tidak sendirian kebingungan karena ada tiga turis muda Malaysia yang mengikuti kami dengan gelagat bingung juga. Akhirnya kami berhasil menemukan platform menuju stasiun Gapyeong. Sayangnya kereta masih 15 menit lagi, sementara kami sudah kedinginan. Untungnya kami membawa termos air panas dan cemilan untuk mengusir rasa dingin ini (di Korea diizinkan makan di area platform asal tidak berantakan). Tiga turis Malaysia ini pun tersenyum sambil kedinginan melihat Duo Lynns sibuk meminta air hangat. Kami pun berkenalan. Ternyata ketiga auntie ini mengira kami orang lokal yang lama di luar karena bahasa Inggris anak-anak sangat bule. Dan saat kami mengatakan kami dari Indonesia, mereka dengan senyum semakin merekah pun langsung berkata 'sama-sama dari Jiran'.
Dari stasiun Mangu, kami naik mrt menuju stasiun Gapyeong. Dari stasiun Gapyeong, kami berencana untuk naik Gapyeong City Tour Bus. Gapyeong City Tour Bus ini seperti hop on hop off bus, yang melalui tempat-tempat wisata. Kita cukup membayar dan menyimpan tiketnya, setelah itu kita bisa naik turun di pemberhentian-pemberhentian yang ditetapkan. Nah, karena mereka hanya lewat di waktu-waktu tertentu, maka kita harus memperhitungkan dengan seksama supaya tidak membuang waktu karena tertinggal bus (time table-nya ada di link berikut).
Perjalanan dari stasiun Gapyeong menuju Nami Island hanyalah 15 menit dan pemandangannya pun indah, penuh dengan salju dimana-mana. Namun memang jalanannya cukup berkelok-kelok. Kami pun akhirnya sampai di dermaga. Dari dermaga ini kami harus menyeberang ke Pulau Nami.
Ada dua cara untuk menyeberang ke Nami Island. Yang pertama adalah dengan naik ferry. Dan yang kedua dengan menggunakan zip wire. Apa perbedaannya? Ferry rasanya semua orang sudah tahu, yaitu kapal kecil yang dapat membawa banyak penumpang. Sedangkan dengan zip wire, kita diajak menyeberang di udara. Jadi sambil menyeberang sambil melihat pemandangan. Kalau dengan ferry, waktu menyeberang hanya sekitar 5 menit. Kalau dengan zip wire, waktu menyeberang hanyalah 3 menit. Cuma zip wire ini mahal, antrinya panjang dan kalau musim dingin sudah pasti seakan membeku. Kami memilih naik ferry, lebih efisien bagi kami.
1. Dari Euljiro 1-ga, ambil line 2 (hijau) menuju stasiun Wangsimni
2. Dari stasiun Wangsimni, ambil line Jungang menuju stasiun Mangu
3. Dari stasiun Mangu ambil line Gyeongchun menuju stasiun Gapyeong.
Sekitar jam setengah tujuh pagi kami memulai perjalanan kami. Diluar masih gelap, karena matahari baru akan terbit mendekati jam delapan. Perjalanan menuju stasiun Euljiro 1-ga terasa dingin sekali. Memang sebelum kami jalan, ramalan cuaca mengatakan hari ini suhu tertinggi di wilayah Myeongdong hanya -12 celcius dan suhu terendahnya -17 celcius, yang terasa seperti -20 celcius (di Nami Island adalah -10 celcius hingga -21 celcius). Air yang ada di jalan saja sampai membeku. Walaupun demikian, ternyata banyak sekali wisatawan yang akan berkunjung ke Nami Island. Saat kami pergi saja sudah ada banyak rombongan anak muda dari Malaysia dan cukup ramai (namanya juga anak muda).
Platform yang penuh dengan salju |
Salju sudah menutupi rumah-rumah dan jalanan. |
Berusaha melawan dingin.... |
Perjalanan dari stasiun Gapyeong menuju Nami Island hanyalah 15 menit dan pemandangannya pun indah, penuh dengan salju dimana-mana. Namun memang jalanannya cukup berkelok-kelok. Kami pun akhirnya sampai di dermaga. Dari dermaga ini kami harus menyeberang ke Pulau Nami.
Atas: dengan zip wire, bawah: dengan ferry. |
Deretan patung snowman mancanegara yang menyambut kami. |
Udara yang luar biasa dingin menyambut kami saat sampai di pulau cantik ini. Namun anak-anak seakan lupa dengan udara dingin karena melihat Snowman Village dan bukit untuk bermain snowsled. Mereka segera naik ke atas bukit sambil menarik papan luncur dengan penuh semangat.
Inilah Snowman Village |
Beautiful ice carving |
Setelah hampir 15 menit di sana dan kami sudah kedinginan, kami mengajak anak-anak untuk mencari coklat hangat di salah satu café yang ada di sana. Buat fakir Wi-Fi seperti kami, di sini banyak sekali area free Wi-Fi. Jadi sambil menghangatkan badan, kami sempat memeriksa suhu setempat. Ternyata suhu di sana adalah -19 celcius dengan rasa -24 celcius. Tidak heran tangan terasa kaku.
Untuk yang punya banyak waktu, tentunya dapat mengitari pulau ini dengan santai. Namun jika terbatas waktunya, jalanlah dari jalan utama yang dipenuhi dengan deretan pohon pinus hingga deretan pohon gingko, lalu ke deretan pohon metasequoia atau giant redwood, dan melewati taman yang ada patung Winter Sonata.
The nearest cafe, Nami Island Cafe. |
Duo Lynns puas main salju :) |
Pose wajib di deretan pohon pinus |
Mendekati waktu makan siang, kami berjalan menuju Yeon Ga Lunch Box. Tempat makan ini berada di bangunan yang cukup besar dan seperti hall. Di bagian luarnya terdapat playground yang menarik. Andaikan suhu tidak seekstrim ini, kami pasti akan mengizinkan anak-anak bermain. Kami masuk ke dalam dan melihat-lihat. Di bagian dalam terdapat perpustakaan dan indoor playground. Melihat ini tidaklah heran kalau Nami Island disebut sebagai tempat yang children friendly.
Yeon Ga Lunch Box merupakan salah satu tempat makan yang berada di luar gedung ini. Tempatnya yang agak dibelakang membuat Yeon Ga agak susah ditemukan. Saat kami masuk, tempat ini dipenuhi dengan foto-foto pemain Winter Sonata, termasuk foto almarhum Park Yong Ha, seakan membuat lagu My Memory yang dinyanyikan oleh Ryu terngiang-ngiang di telinga. Menu di tempat ini cukup sederhana dan merakyat, dan harganya pun termasuk paling bersahabat dibanding resto lain di area ini. Kami memesan lunch box mereka yang terkenal dan juga pajeon.
Air yang membeku karena suhu yang luar biasa dingin. |
Setelah perut terisi makanan, kami berjalan lagi menuju barisan pohon gingko dan metasequoia lane. Perjalanan kami berlanjut menuju taman kecil yang diisi dengan patung Winter Sonata. Dengan mengitari area ini, kami kembali sampai ke depan ke bukit yang dipenuhi dengan snowsled. Dan tentunya sudah dapat ditebak, anak-anak ini kembali bermain dengan papan luncur di sini.
Jalanan dipenuhi salju. |
Karena mengejar bus yang akan datang pukul 13.25, kami pun menghentikan kesenangan anak-anak dengan snowsled. Seperti tidak rela rasanya.
Hal yang tidak kami sangka, kunjungan ke Nami Island menjadi highlight dari liburan kami ini. Dan ajaibnya, ini adalah pertama kalinya mereka membuat Snowman Village, seakan menjawab doa yang dinaikkan oleh mulut-mulut mungil ini setiap hari.
She said: "God answered our prayer". Mamanya sampai terharu melihatnya. |
Gak rela pulang, tetap minta foto sambil menunggu ferry. |
Next: Petite France yang Mungil
Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami di Seoul, silakan klik link berikut ini.
Nami Island
http://namisum.com/en/
Cara menuju ke sana: silakan klik link berikut.
Biaya Visa dan masuk ke Nami Island:
Dengan Ferry
Jam operasional: 07.30 - 21.40
Dewasa 10.000 won
Remaja dan Senior: 8.000 won
Anak-anak dan visitor yang masuk diatas pukul 18.00 : 4.000 won
Dengan Zip Wire
Jam operasional: 09.00 - 19.00
Biaya 38.000 won
Info lengkap tentang penggunaan fasilitas lainnya, silakan klik link berikut ini.
http://namisum.com/en/
Cara menuju ke sana: silakan klik link berikut.
Biaya Visa dan masuk ke Nami Island:
Dengan Ferry
Jam operasional: 07.30 - 21.40
Dewasa 10.000 won
Remaja dan Senior: 8.000 won
Anak-anak dan visitor yang masuk diatas pukul 18.00 : 4.000 won
Dengan Zip Wire
Jam operasional: 09.00 - 19.00
Biaya 38.000 won
Info lengkap tentang penggunaan fasilitas lainnya, silakan klik link berikut ini.
Post a Comment