Pengertian Longser Teater Tradisional

Pengertian Longser Teater Tradisional. Longser merupakan Teater tradisional dari Jawa Barat pertunjukan Longser dapat diselenggarakan di mana saja, sebab tidak memerlukan dekorasi yang rumit. Penonton dapat menyaksikan Longser dengan hanya duduk melingkar. Jika dilihat dari sejarahnya Puncak popularitas teater Longser berada pada tahun 1920 –1960.

Definisi Longser

Longser berasal dari kata "melong" yang artinya melihat dan "seredet" yang artinya tergugah. Maka Secara umum Longser berarti bahwa barang siapa yang melihat atau menonton pertunjukan tersebut, maka hatinya akan tergugah. Sama halnya dengan teater-teater tradisional yang lain, Longser juga bersifat hiburan yang sederhana, jenaka dan menghibur.

Sebagai teater rakyat, Longser dipertunjukan di tengah-tengah penonton. Bahkan, pada awal perkembangannya, Longser hampir tidak pernah dipentaskan di sebuah panggung yang ditata sedemikan rupa. Di mana terdapat penonton, di sana Longser digelar, apakah tempat ini alun-alun, terminal, stasiun, atau bahkan di pinggir jalan.

Longser terdiri dari pemain musik yang memainkan alunan musik dari alat musik tradisional, lalu terdapat para ronggeng, sinden, dan para pemain cerita yang diambil dari kehidupan sehari-hari, dan tidak hanya cerita biasa yang disampaikan ke masyarakat melainkan ada pesan moral di dalamnya (Indonesia Indah “ Teater Tradisional Indonesia, “ , 1996).

Disisi lain Pelestarian kesenian teater Longser membantu melestarikan dan menjaga kesenian lainnya, seperti alat-alat musik tradisional yang biasa digunakan untuk pertunjukan Longser antara lain: kendang, boning, rebab, rincik, gambang, saron 1, saron 2, kecrek, jengklong, goong, dan ketuk. Tidak hanya alat musik tradisional tetapi seni tari tradisional seperti jaipong, pencak silat, cikeruhan, dan tari uyeg. Dengan menjaga kesenian Longser, alat musik tradisional dan seni tari yang ada di dalamnya akan tetap terjaga dan tidak akan punah

Longser kini perlahan mulai hilang akibat dari gaya hidup dan masuknya kebudayaan luar yang lebih berkembang di Indonesia. Selain itu lakon-lakon terkenal Longser sudah tidak ada lagi, karena lakon Longser zaman dahulu sangat kuat dengan karakter masing-masing (Dr. Arthur S.Nalan). 
.

No comments